Sabtu, 08 Maret 2014

Definisi Proporsi, Efisiensi, Cara Menguji Data, Cara Menguji Fakta Cara Menguji Autoritas


Penalaran
Adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. 
Proporsi
Hubungan dari satu bagian ke bagian lain sehubungan dengan besarnya, kuantitas atau derajat; pemilihan kuantitatif dari bagian-bagian komponen dari suatu komposisi relatif terhadap satu sama lain dalam hal jumlah relatif. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Contoh proporsi :
      1. Bentuk:
a. Tunggal, proposisi yang memiliki satu subjek dan predikat.
Contoh: saya sedang belajar bahasa indonesia
b. Majemuk, proposisi yang memiliki satu ubjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh: Adik belajar menghafal dan menulis
      2. Sifat:
a. Kategorial, proposisi dimana hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat apapun.
Contoh: Semua kursi diruangan itu berwarna coklat
b. Kondisional, proposisi dimana hubungan subjek dan predikatnya membutuhkan syarat tertentu.
Contoh: Jika saya lulus ujian,Ayah akan memberikan hadiah
      3. Kualitas:
a. Positif atau Afirmatif, proposisi dimana predikatnya membenarkan subjeknya.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
b. Negatif, proposisi dimana predikatnya tidak memerlukan subjeknya.
Contoh: Tidak ada seekor gajah pun yang seperti semut
      4. Kuantitas:
a. Universal, proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya.
Contoh: Semua mahasiswa memiliki KTM
Inferensi
Proses menyimpulkan ungkapan dari sebuah pengamatan yang dianggap benar. Proses inferensi terjadi ketika dalam proses yang dapat digunakan oleh lawan bicara untuk memperoleh implikatur-implikatur dari ujaran penutur yang dikombinasikan dengan ciri konteks pada dasarnya merupakan proses inferensi. Konteks implikatur diperoleh bukan diberikan tetapi diciptakan.

Terdapat dua jenis metode inferensi :
      1. Inferensi Langsung, yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis.
Contoh : aki mesin mobil Adi rusak sedangkan Adi besok harus pergi ke kantor, tetapi Bengkel di dekat rumahnya tutup.
Kesimpulan : Adi besok tidak masuk kerja karena aki mesin mobilnya rusak
      2. Inferensi Tak Langsung, yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis.
Contoh :
A : Adi.Rika, dan Bono sangat senang dibelikan pizza hut oleh ibu
B : sayang Ibu hanya membeli sedikit
Inferensi yang menjembati kedua ucapan tersebut misalnya berikut ini.
C : pizza hut yang dibelikan ibu rasa tuna

Implikasi
pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan alasan dan kesimpulan dalam bentuk sebab akibat. Contoh :

x : saya naik motor ke kampus
y : saya tidak terlambat

konvers            : jika saya tidak terlambat, maka saya naik motor ke kampus
invers               : jika saya tidak naik motor ke kampus, maka saya terlambat
kontraposisi      : jika saya terlambat, maka saya tidak naik motor ke kampus

Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.

Cara pengujian evidensi :
 
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. 
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)

Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.   
      
      1. Konsistensi
adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
  
      2. Koherensi
adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat  hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.

Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
      1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

      2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

      3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.     

      4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.




sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://genryusai.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-penalaran/
http://id.termwiki.com/ID:proportion_%E2%82%83
http://wordpress.com
http://didin.lecture.ub.ac.id/pragmatik/inferensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar