Alkisah, tersebutlah seorang pemuda yang ahli memanah. Sesudah memenangkan berbagai lomba, jagoan muda ini lalu mendatangi seorang Master Zen yang terkenal dengan keahliannya dalam memanah dan menentangnya. Pemanah muda itu lalu memanah dengan penuh percaya diri. Anak panah langsung mengenai sasaran pada upaya pertama. Ia lalu memanah yang kedua kalinya dan kembali mengenai sasaran.
“Anda sudah lihat hasilnya. Sekarang, coba apakah Anda bisa melakukan yang serupa!!” Kata pemanah muda.
Master Zen tampak tidak terganggu dan tidak menarik busurnya, tapi memberi isyarat agar pemanah muda mengikutinya ke gunung. Dengan penuh rasa ingin tahu, pemanah muda itu mengikutinya ke gunung tinggi dan berhentidi tepi jurang dalam yang dihubungkan ddengan sebatang kayu kecil ke tepi di seberangnya.
Tanpa bicara, Master Zen itu berjalan ketengah jembatan kecil yang tampak tidak stabil dan berbahaya. Memilih sebatang pohon yang jauh di seberang sana sebagai sasaran, menarik busurnya, dan anak panah langsung menancap disasaran.
“Sekarang giliranmu,” kata Master Zen sesudah kembali dengan selamat di tanah yang aman.
Pemanah muda itu gemetaran ketakutan melihat jurang yang seperti tanpa dasar tersebut. Jangankan memanah, melangkahkan kaki di jembatan kecil itu saja ia tak sanggup. Master Zen itu bisa merasakan kesulitan penantangnya dan berkata, “Anda menguasai banyak keterampilan dengan busurmu, tapi hanya punya sedikit keterampilan dengan yang bisa meluncurkan panah.”
“Anda sudah lihat hasilnya. Sekarang, coba apakah Anda bisa melakukan yang serupa!!” Kata pemanah muda.
Master Zen tampak tidak terganggu dan tidak menarik busurnya, tapi memberi isyarat agar pemanah muda mengikutinya ke gunung. Dengan penuh rasa ingin tahu, pemanah muda itu mengikutinya ke gunung tinggi dan berhentidi tepi jurang dalam yang dihubungkan ddengan sebatang kayu kecil ke tepi di seberangnya.
Tanpa bicara, Master Zen itu berjalan ketengah jembatan kecil yang tampak tidak stabil dan berbahaya. Memilih sebatang pohon yang jauh di seberang sana sebagai sasaran, menarik busurnya, dan anak panah langsung menancap disasaran.
“Sekarang giliranmu,” kata Master Zen sesudah kembali dengan selamat di tanah yang aman.
Pemanah muda itu gemetaran ketakutan melihat jurang yang seperti tanpa dasar tersebut. Jangankan memanah, melangkahkan kaki di jembatan kecil itu saja ia tak sanggup. Master Zen itu bisa merasakan kesulitan penantangnya dan berkata, “Anda menguasai banyak keterampilan dengan busurmu, tapi hanya punya sedikit keterampilan dengan yang bisa meluncurkan panah.”
MORAL CERITA
Jagoan sejati bisa menerapkan keterampilnya dalam situasi sulit seperti apa pun tanpa rasa takut, bimmbang, atau ragu.
Jagoan sejati bisa menerapkan keterampilnya dalam situasi sulit seperti apa pun tanpa rasa takut, bimmbang, atau ragu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar