Minggu, 13 Oktober 2013

TUPPERWARE

“TUPPERWARE”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Tupperware adalah perusahaan  multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastic berkualitas untuk rumah tangga. Kantor ousatnya berkedudukan di Orland Amerika serikat. Dengan sistem penjualan Direct Selling (penjualan langsung). Kini Tupperware berkembang sangat pesat dan menjangkau pasar lebih dari 100 negara. Di banyak negara, Tupperware selalu menempati ranking atas di antara perusahaan-perusahaan direct selling lainnya.
Berawal dari penemuan material plastic yang telah diperbaharui oleh Earl Tupper tahun 1938 di Amerika yang kemudian dikembangkan pada tahun 1964. Maka lahirlah produk-produk inovatif dengan merk Tupperware yang mempermudah kehidupan ibu-ibu rumah tangga di Amerika. Cara penjualan yang unik diperkenalkan oleh Brownie Wise melalui Home Party yang informative dan menyenangkan.Di berbagai belahan dunia, Home Party Tupperware kini lebih dikenal dengan nama Tupperware Party. Diperkirakan setiap 2,3 detik diselenggarakan Tupperware Party di salah satu dunia.
Tupperware selalu melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan berkuaitas, selalu jeli memanfaatkan teknologi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua produk Tupperware memiliki desain unik dan inovatif dengan warna-warna yang khas, trendi dan menarik. Produk Tupperware menggunakan bahan-bahan kualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan dijamin dengan garansi produk (jika rusak dalam pemakaian normal). Itulah keistimewaan sekaligus komitmen Tupperware : “Memberikan Kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan pengguna produk Tupperware dimana pun meraka berada”.
Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991 oleh PT Alif Rose di Jakarta adalah Distributor pertama, dan hingga saat ini sudah ada lebih dari 70 Distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.
Dukungan oleh lebih dari 150.000 tenaga penjual independen (Tupper Lady), Produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Berbagai pelatihan dan bimbingan diberikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tanggauh.Walaupun terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, tetapi ada satu persamaannya, yaitu mereka bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus pencapaian karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi “Company of Choice dan Brand of Choice”. Sedangkan misinya adalah “mengubah hidup orang dan keluarganya menjadi lebih baik”

1.2 RUMUSAN MASALAH
Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan Tupperware karena menurut Griffin (2002: 29) loyalitas mengacu pada perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa perusahaan yang dipilih. Loyalitas konsumen memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Menurut Dharmmesta (1999: 128) faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah faktor harga, pelayanan, kualitas produk dan promosi.

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Melihat keterkaitan variabel kualitas produk, harga, promosi dan desain sebagai variabel independen, dan loyalitas sebagai variabel dependen. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a)      Untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai kualitas produk, harga, promosi dan desain produk pada Tupperware;
b)      Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen pada Tupperware;
c)       Untuk membuktikan pengaruh faktor-faktor kualitas produk, harga, promosi dan desain produk terhadap loyalitas konsumen Tupperware.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORI
Menurut Kotler dan Amstrong (2000: 9), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka untuk menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan perlu mendapatkan orientasi pada konsumen dengan menentukan kebutuhan pokok konsumen, kelompok pembelian yang dijadikan sasaran pejualan, menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan penelitian pada konsumen dan menentukan harga yang paling sesuai agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen. Menurut Swastha (2009: 75), definisi loyalitas pelanggan adalah kesetiaan konsumen untuk terus menggunakan produk yang sama dari suatu perusahaan. Loyalitas menggambarkan perilaku yang diharapkan sehubungan dengan produk atau jasa. Loyalitas konsumen akan tinggi apabila suatu produk dinilai mampu memberi kepuasan tertinggi sehingga pelanggan enggan untuk beralih ke merek lain. Adapun ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap barang atau jasa menurut Griffin (2002: 31) adalah sebagai berikut :
a)      Melakukan pembelian berulang secara teratur;
b)      Membeli antar lini produk atau jasa;
c)       Mereferensikan kepada orang lain;
d)      Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.

        Kualitas produk adalah suatu nilai dari produk atau jasa, dimana nilai produk atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan sehingga produk atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakainya (Kotler dan Amstrong, 2000: 70). Kualitas yang baik dari suatu produk akan menghasilkan kepuasan konsumen. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diinginkan konsumen. Menurut David dikutip Vincent Gasperz untuk menentukan kualitas barang dapat melalui 8 dimensi (Umar, 2000: 37) yaitu :
a)      Performance (Kinerja);
b)      Features (Fitur);
c)       Reliability (Keandalan);
d)      Conformance (Kesesuaian);
e)      Durability (Daya tahan);
f)       Service ability (Kemampuan layanan);
g)      Aesthetics (Estetika) ;dan
h)      Fit and finish (Fit dan selesai).

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2009: 241). Harga selain merupakan jalan masuknya uang ke perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas produk atau jasa. Perusahaan harus mampu menciptakan strategi penentuan harga yang tidak hanya memberi keuntungan bagi perusahaan, namun juga memuaskan pelanggannya.

Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2005: 132). Beberapa jenis promosi yang sering disebut sebagai bauran promosi menurut Swastha (2009: 238) adalah:
a)      Periklanan;
b)      Promosi penjualan;
c)       Personal selling; dan
d)      Public relation.
Secara lebih sederhana, Shimp (2002: 357-362), menggolongkan tujuan iklan, yaitu :
a)      Informing (memberi informasi);
b)      Persuasioning (mempersuasi/membujuk);
c)       Reminding (mengingatkan);
d)      Adding value (memberi nilai tambah) dan
e)      Assisting (mendampingi) upaya-upaya lain dari perusahaan.

Desain produk adalah masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai mempersoalkan masalah desain suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Angipora ,2002 : 175). Aspek desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu pembentuk daya tarik terhadap suatu produk.
Menghadapi perkembangan yang semakin canggih, setiap perusahaan akan semakin bersaing antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam hal inovasi dan pengembangan produk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan dan selera konsumen dari tahun ke tahun yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan jaman.
2.2 METODE PENELITIAN
Tipe penelitian adalah explanatory (jelas), populasi penelitian seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Universitas Gunadarma yang menjadi pelanggan Tupperware. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden dengan menggunakan Purposive Sampling dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Sehat jasmani dan rohani ;
b)      Dapat diwawancarai;
c)       Telah menggunakan Tupperware lebih dari  1 tahun;
d)      Membeli produk Tupperware lebih dari 1 kali dalam 1 tahun terakhir;
e)      Responden merupakan karyawan salah satu fakultas di Universitas Gunadarma.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik Non Probability Sampling dan teknik Purposive Sampling.
Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, kuesioner, metode kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisa regresi sederhana, analisa regresi linear berganda, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F.

2.3 HASIL PENELITIN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan hasil penelitian seperti pada table dibawah ini:

Tabel 1
Hasil Penelitian

NO.
UJI HIPOTESIS
t HITUNG/F HITUNG
SIGNIFIKANSI
DETERMINASI
HIPOTESA
1
Pengaruh Kualitas Produk (X1) terhadap Loyalitas (Y)
7,307
0,000
35,3%
Ha Diterima
2
Pengaruh Harga (X2)
terhadap Loyalitas (Y)
16,235
0,000
72,9%
Ha Diterima
3
Pengaruh Promosi (X3)
terhadap Loyalitas (Y)
6,858
0,000
32,4%
Ha Diterima
4
Pengaruh Desain (X4)
terhadap Loyalitas (Y)
4,603
0,000
17,8%
Ha Diterima
5
Pengaruh Kualitas Produk
(X1), Harga (X2), Promosi
(X3) dan Desain (X4)
terhadap Loyalitas (Y)
145,306
0,000
85,4%
Ha Diterima

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara kualitas produk terhadap loyalitas sebesar 35,3%, ini berarti 35,3% % variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk.
Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara harga terhadap loyalitas sebesar 72,9%, ini berarti 72,9% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh harga.
Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara promosi terhadap loyalitas sebesar 32,4%, ini berarti 32,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh promosi.
Desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara desain terhadap loyalitas sebesar 17,8%, ini berarti 17,8% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel
loyalitas konsumen dipengaruhi oleh desain.
Kualitas produk, harga, promosi dan desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara kualitas produk, harga, promosi dan desain terhadap loyalitas sebesar 85,4%, ini berarti 85,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, promosi dan desain.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa variabel kualitas produk, harga, promosi dan desain berpengaruh terhadap loyalitas. Loyalitas pelanggan merupakan suatu ukuran keterikatan konsumen terhadap sebuah merek. Secara umum dikatakan bahwa konsumen puas dengan keseluruhan kinerja atas produk atau jasa yang didapatkan.
Konsumen akan memilih produk dengan kualitas produk yang baik. Dalam penelitian ini konsumen yang menilai bahwa produk Tupperware memiliki kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dari penelitian ini diketahui bahwa kualitas dari produk Tupperware telah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen meluputi kegunaan, kesesuaian produk, daya tahan, keawetan dan keistimewaan tambahan yang dimiliki oleh produk Tupperware.
Konsumen akan membandingkan kualitas produk dengan produk lain sehingga konsumen dapat menentukan produk yang dipilih untuk jangka waktu yang lama.
Kemudian penilaian yang baik mengenai produk yang sesuai dengan tingkat baik atau tidaknya kualitas produk yang diberikan dengan kesesuaian harga mendorong pelanggan untuk setia terhadap produk tersebut. Harga yang wajar akan menjadi keputusan bagi konsumen untuk tetap setia pada produk tersebut. Hasil ini mendapatkan bahwa dalam banyak hal karakteristrik, harga produk Tupperware sudah sesuai dengan kriteria sebagaimana yang diharapkan oleh konsumen, dimana dalam hal ini konsumen atau calon konsumen akan mengharapkan harga produk yang sesuai dengan keistimewaan produk yang ada, harga yang relatif terjangkau dan harga yang sudah sesuai dengan manfaat produk.

Promosi menurut Kotler (2000: 355) merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran (target consumers) agar membelinya. Iklan yang memiliki daya tarik tinggi akan meningkatkan kesadaran merek, mendorong pencobaan terhadap merek, dan menekankan pembelian ulang. daya tarik iklan yang tinggi akan memunculkan memori yang kuat dibenak konsumen yang nantinya mendorong munculnya perilaku pembelian ulang di masa depan. Pembelian ulang tersebut merupakan indikator dari munculnya loyalitas konsumen yang tinggi. Semakin tinggi daya tarik dari promosi maka semakin tinggi munculnya loyalitas konsumen.
Konsumen dalam mencari atau memilih produk akan mempertimbangkan faktor desain produk tersebut, Tupperware dinilai oleh konsumen memiliki desain yang menarik, bervariatif dengan konsep yang tidak terlihat ketinggalan zaman. Selanjutnya dari kondisi tersebut diperoleh adanya loyalitas pelanggan yang semakin tinggi yang dapat dilakukan oleh konsumen.


BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Faktor yang paling berpengaruh adalah harga, sebesar 72,9% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh harga, sisanya yaitu sebesar 27,1% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar harga. Harga produk Tupperware adalah sangat tinggi. Dengan harga yang sangat tinggi tersebut konsumen mendapatkan kualitas yang baik dan manfaat dari produk Tupperware seperti yang mereka harapkan.
Yang kedua adalah kualitas produk, sebesar 35,3% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, sisanya sebanyak 64,7% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar kualitas produkKualitas produk Tupperware adalah sangat baik. Hal ini dikarenakan produk Tupperware dapat menjalankan fungsinya untuk kegiatan sehari-hari, produk yang diberikan sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan, memiliki keawetan dan daya tahan yang bagus serta memiliki sangat banyak keistimewaan.
Yang ketiga adalah promosi, sebesar 32,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh promosi, sisanya sebesar 67,6% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar promosi. Promosi yang disampaikan oleh Tupperware tergolong baik. Media promosi yang digunakan oleh Tupperware bervariasi dan memiliki daya tarik promosi yang menarik. Pesan yang disampaikan jelas dan lengkap serta frekuensi kegiatan promosi yang dilakukan juga sering.
Yang terakhir adalah desain, Sebesar 17,8% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh desain, sisanya sebesar 82,2% perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar desain. Desain dari produk Tupperware adalah bagus. Bentuk dan warna dari produk Tupperware dapat dikatakan menarik. Desain grafis yang ditawarkan juga menarik perhatian. Sehingga dapat dikatakan penampilan keseluruhan produk Tupperware menarik.
Nilai korelasi antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan desain (X4) terhadap variabel loyalitas konsumen (Y) yaitu sebesar 0,927 yang termasuk kategori korelasi sangat kuat. Jadi dapat dinyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan desain (X4) secara bersama-sama terhadap variable loyalitas konsumen (Y). Sebesar 85,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, promosi dan desain. Loyalitas konsumen Tupperware adalah sangat tinggi. Konsumen sangat sering melakukan pembelian berulang dan mereka memiliki kemauan untuk merekomendasikan produk Tupperware kepada orang lain. Konsumen juga sangat tidak ingin berpindah kepada produk lain yang sejenis.

3.2 SARAN
Kualitas produk yang dimiliki oleh Tupperware sudah sangat baik. Oleh karena itu kualitas dari produk hendaklah dipertahankan agar konsumen terus loyal terhadap produk Tupperware dan tidak berpindah pada produk lain yang sejenis karena saat ini banyak bermunculan produk-produk plastic yang menyerupai Tupperware.
Harga dari produk Tupperware yang sangat tinggi, bagi konsumen kelas menengah ke bawah dirasakan tidak terjangkau sehingga mereka harus mencicil apabila ingin membeli. Hendaknya Tupperware dapat sedikit menurunkan harga produk agar konsumen kelas menengah ke bawah dapat juga menggunakan produk Tupperware dan merasakan keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh produk Tupperware.
Promosi yang dilakukan oleh Tupperware jarang diketahui oleh masyarakat. Hendaknya Tupperware lebih gencar lagi dalam melakukan promosi agar Tupperware lebih dikenal oleh masyarakat banyak karena masih banyak yang mengenal Tupperware hanya sebagai barang plastic biasa yang memiliki harga yang mahal. Mereka kurang mendapatkan informasi mengenai Tupperware dan kelebihannya.
Desain yang dimiliki oleh produk Tupperware khususnya desain grafis untuk kid’s collection hendaknya lebih beragam lagi karena anak-anak menyukai hal-hal atau gambar yang ceria dan lucu.























DAFTAR PUSTAKA
Dharmmesta, Basu Swastha. 1999. Loyalitas Pelanggan:Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol.14 no.3 1999.

Griffin, Jill. 2002. Costumer Loyalty. Jakarta: Erlangga.

Kertajaya, Hermawan. 2002. Marketing Plus 2000. Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Marius P. Angipora. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Swastha, Basu. 2009. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI.

Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.


SUMBER : Google

Sabtu, 12 Oktober 2013

Perilaku Konsumen

Tema Definsi Perilaku Konsumen
Judul : Mendefinisikan Perilaku Konsumen
Latar Belakang
Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli barang yang ditawarkan oleh pemasar konsumen. Persaingan antara merek dan produk yang semakin ketat dan menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar menawar. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Selain itu merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk serta jasa.
Tiga Faktor yang mempengaruhi konsumen
1. Konsumen Individu
Konsumen individu dipengaruhi oleh :
• Kebutuhan konsumen
• Persepsi atas karakteristik merek
• Sikap kearah pilihan
2. Pengaruh lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukan :
• Budaya
• Kelas social
• Grup tata muka
• Factor penentuan
3. Marketing strategy
Marketing strategi merupakan variable dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen.
Variable – variablenya sebagai berikut :
• Barang
• Harga
• Periklanan
• Distribusi
Dalam pembahasan tentang perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk/merek yang harus dipelajari oleh pemasar. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan
dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik Belum terpenuhinya:
• Kebutuhan,
• Keinginan,
• Permintaan
• Tekanan
• Dorongan Perilaku
Pengetahuan Proses kognitif Pengurangan tekanan Tujuan/pemenuhan kebutuhan berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan, Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.
Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :
• Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif, Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang . untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
• Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
• Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut .
Dua wujud konsumen
• Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
• Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar waspada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah : Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi : Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif : Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian : Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian : proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Kesimpulan
berarti perilaku konsumen adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan dan tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan seseorang individu atau kelompok dan organisasi dalam mendapatkan atau menggunakan produk.