Menjamurnya distro Linux berdampak positif dalam
menciptakan iklim kompetisi yang sehat untuk menjadi distro terbaik. Mari kita
lihat, siapa saja jawaranya saat ini.
Linux memiliki ciri khas yang
sukar ditemukan di sistem operasi lain, yaitu keragaman. Keragaman ini terwujud
dalam bentuk banyaknya distro (distribusi) Linux, yaitu paket lengkap berisi
kernel (jantung sistem operasi), driver, serta seluruh aplikasi pendukungnya.
Setiap distribusi biasanya memiliki pendukung setia dan selalu berpacu menjadi
yang terbaik dalam menawarkan beragam features bagi penggunanya. Faktanya,
kualitas setiap distro tidaklah sama. Hanya beberapa distro yang terlihat
dominan di dunia Linux.
Penasaran siapa saja jawara Linux saat ini? Mari
kita hitung mundur sembari melihat satu persatu apa saja ciri khas mereka.
Peringkat ini diambil dari rangking Distrowatch pada awal November 2011.
Distrowatch adalah website rujukan yang secara tidak resmi diakui sebagai data
paling valid dalam melihat dinamika perkembangan distro Linux.
1 .1.
Mandriva
Why it’s hot?
Sebelum Ubuntu menjadi populer, Mandriva adalah
jagonya. Distro ini menggabungkan dua distro, yaitu Mandrake dan Connectiva.
Distro ini berasal dari kalangan Linux di Perancis. Sayangnya, masalah
finansial hingga menjurus kebangkrutan menghambat perkembangannya. Mandriva
memiliki sistem konfigurasi bernama DrakConf yang mudah dipahami pengguna
dengan beragam tingkat kemahiran. Drakconf bisa dianggap pesaing kuat dari YaST
yang diusung distro openSUSE.
Selain itu, Mandrake menggunakan sistem paket
manager urpmi yang bisa disejajarkan dengan apt-get milik Debian. Untuk aspek
ini, Mandrake sedikit menyalib Redhat/Fedora pada sekitar satu dasawarsa lalu.
Saat itu, masalah dependency (ketergantungan antarpaket aplikasi) adalah
masalah yang biasanya diselesaikan secara manual. Namun berkat urpmi, pengguna
Mandriva dengan cepat membereskannya. Sebagai catatan, Mandrake/Mandriva bisa
dibilang cukup setia dengan desktop environment KDE sebagai default.
Penulis sendiri masih ingat, Mandrake seri 7 adalah
yang pertama mengusung KDE 1.1.1, dimana versi KDE tersebut memperoleh berbagai
penghargaan dari berbagai pihak atas kualitas dan inovasinya. Secara tidak
langsung nama Mandrake/Mandriva jadi ikut terangkat. Saat ini, ada project
distro bernama Mageia yang merupakan distro “fork” dari Mandriva. Distro “fork”
terjadi karena beberapa developer (sebagian di-PHK dari Mandriva) tidak puas
dengan berbagai kebijakan Mandriva dan akhirnya memutuskan untuk membuat
sistem Linux sendiri.
2. Puppy
Why it’s hot?
Puppy memberi nyawa kembali pada PC Pentium lama
kita. Puppy didesain agar tidak membutuhkan resource yang banyak, baik dari
sisi RAM, prosesor, atau graphics card. Untuk itu, Puppy membekali diri dengan
beragam aplikasi yang tidak rakus resource. Sebagai contoh, Abiword dan
Gnumeric sebagai alternatif paket Open Office, Midori sebagai web browsernya,
dan aplikasi alternatif lainnya.
Puppy memiliki mode untuk berjalan sepenuhnya di
RAM tanpa harus mengakses hard disk.
Nilai plus lainnya, jika kita ingin sistem Puppy
kembali seperti awal, kita cukup me-reboot-nya. Cara ini efektif untuk sistem
yang rentan masalah, misalnya percobaan aplikasi versi beta. Selain di-burn ke
CD, Puppy memiliki file image yang bisa ditulis ke flash disk. Alternatif ini
bisa lebih mempercepat operasional Puppy. Anda pun memiliki opsi untuk
menyimpan perubahan seperti setting desktop ke disk agar saat Puppy di-restart,
seluruh setting dibaca ulang dan kondisi sistem dikembalikan persis saat Anda
terakhir men-shutdown komputer.
3. CentOS
Why it’s hot?
Kestabilan dan performa yang setara RHEL (Redhat
Enterprise Linux) merupakan keunggulan distro ini. Implementasi RHEL yang sudah
diakui di lingkungan enterprise menjadikan CentOS sebagai alternatif “gratisan”
RHEL yang sangat menarik. Ini semua berkat usaha tim CentOS yang meng-compile
ulang source dari berbagai paket program RHEL dan menyingkirkan berbagai
copyright content spesifik dari distro RedHat.
Yang tidak kalah menarik adalah dukungan update
hingga 7 tahun. Ini artinya, Anda bisa terus menerus memakai sistem yang sama
tanpa perlu meng-install ulang. Seabagi perbandingan, Ubuntu server edisi LTS
saja baru mencapai rentang dukungan kurang lebih 5 tahun. Para administrator
sistem tentu akan lebih “lega” karena bug software akan terus diperbaiki selama
masa itu. Kekurangan dari CentOS adalah update-nya yang lebih lambat dari RHEL.
Ini terjadi karena pengembang CentOS perlu waktu untuk melakukan rekompilasi dari
update yang dikeluarkan oleh RedHat sekaligus mengujinya. Jadi, misalkan Apache
server yang dipaketkan oleh Redhat 5.6 butuh waktu diperbaiki selama 3 hari,
boleh jadi CentOS baru dirilis dua minggu kemudian.
4. PCLinuxOS
Why it’s hot?
Mantan jawara DistroWatch ini menerapkan konsep
mirip Ubuntu (Mint), yaitu dengan memoles Debian agar lebih mudah digunakan.
Bedanya, PCLinuxOS berbasiskan Mandrake dan menggunakan KDE, sementara distro
lain banyak yang beralih ke GNOME. Namun, guna memenuhi kebutuhan user,
dirilis juga versi lain yaitu berbasis XFCE, LXDE, dan openBox. Hal unik pada
PCLinuxOS adalah penggabungan (kombinasi) sistem manajemen paket RPM dan apt.
Lebih tepatnya, paket aplikasi di PCLinuxOS menggunakan format RPM, tetapi
mekanisme instalasi menggunakan APT.
5. Arch
Why it’s hot?
Pada distro ini, rolling release dan sistem
instalasi dikendalikan sepenuhnya oleh pengguna (hanya meng-install sesuai
keperluan) sehingga cocok untuk membuat sistem yang “ramping”. Rolling release
memungkinkan Arch selalu ter-update dengan software terbaru tanpa harus
menunggu rilis versi distro berikutnya.
Arch Linux bisa dikatakan sebagai distro Gentoo
generasi baru, namun minus features compile software. Arch memaketkan aplikasi
siap install, sementara Gentoo memaketkan source dari aplikasi sehingga harus
di-compile terlebih dahulu. Dengan semakin majunya sistem komputer, proses
compile software dianggap tidak lagi memberikan keuntungan signifikan dan di
sisi lain dianggap kurang praktis. Pengembang Arch menyadari hal ini, namun
demikian Arch tetap menyediakan opsi untuk meng-install-nya via source
aplikasi. Source aplikasi bisa di-download dari ABS (Arch Build System) dengan
bantuan software, seperti packer. Opsi instalasi via source tersebut terutama
menjadi solusi jika software yang ingin di-install belum masuk repository resmi
dari Arch Linux.
6. openSUSE
Why it’s hot?
Framework Mono dan software Yast. Mono adalah
penerapan .Net di Linux. Mungkin ini bukan suatu hal yang luar biasa, tetapi
bagi para developer .NET, adanya Mono memungkinkan berjalannya program berbasis
.NET. Dampaknya adalah memudahkan inter-operatibilitas antara Windows dan Linux
serta platform lain yang mendukung .Net.
YaST adalah sistem administrasi terpadu yang hanya
ada di SuSE dan openSUSE. Hingga saat ini, bisa dikatakan YaST adalah tool
administrasi yang sangat berguna bagi para administrator. Dengan beberapa klik
mouse, tugas yang terbilang rumit, seperti mempersiapkan virtual machine Xen
atau setup cluster fail over berbasis DRDB bisa dikerjakan dengan mudah! Selain
itu, dukungan hardware-nya pun cukup bagus. Terutama pada masa awal bangkitnya
distro-distro Linux, SuSE yang selangkah didepan mendukung hardware-hardware
yang ada di pasaran, sementara distro lain perlu waktu lebih lama
7. Debian
Why it’s hot?
Stabil, jumlah paket yang sangat banyak (sekitar 29
ribu), dan dukungan komunitas yang tinggi adalah ciri kahs distro Debian.
Selain itu, distro tersebut kini memiliki paling banyak turunan. Bahkan pada
rangking sepuluh besar banyak dihuni distro turunannya, seperti Ubuntu, Mint,
PCLinuxOS. Distro Puppy untuk beberapa serinya juga bisa dibilang turunan
Debian secara tidak langsung, misalnya edisi Lucid Puppy. Selain itu, distro
Debian sudah teruji dalam hal kualitas. Distro yang menyainginya mungkin
hanyalah Slackware. Perbedaannya, distro Slackware lebih terkesan “one man
show”, sementara Debian lebih menonjolkan aspek “kebersamaan”.
Debian juga satu-satunya distro Linux yang
terbanyak mendukung beragam arsitektur di luar prosesor Intel. Tercatat ada
ARM, MIPS, PowerPC, s390, HP-PA (Hewlett Packard Precision Architecture), dan
beberapa lainnya. Ini tentunya memudahkan pengguna Debian untuk memakai satu platform
OS yang sama di berbagai lingkungan hardware. Tidak lupa pula project kfreebsd
dimana distro Debian dikombinasikan dengan kernel FreeBSD. Jadi Anda serasa
mendapat dua hal sekaligus, “rasa” aplikasi Linux namun performa FreeBSD.
Sangat menarik bukan?
8. Fedora
Why it’s hot?
Ingin mencari teknologi terbaru? Fedora adalah
pilihan utama. Menilik sejarah, Fedora (dulunya adalah Redhat Linux versi
desktop) adalah yang pertama menerapkan NPTL (Native POSIX Threading Library),
disusul dengan SELinux (Security Enhanced Linux). Terdapat juga inovasi lain,
seperti Zero Conf, KVM (Kernel Virtual Machine), dan sistem desktop Blue Curve
yang menyatukan GNOME dan KDE dalam satu tampilan serupa. Fedora adalah wujud
kerja sama komunitas open source yang didukung penuh oleh Redhat. Karena
terkait erat dengan Red Hat, cukup masuk akal jika Fedora paling awal menerima
berbagai update teknologinya. Sekitar 30% sampai 40% developer Linux yang
bekerja di suatu perusahaan adalah karyawan Redhat. Jadi, Fedora bisa
diibaratkan sebagi “ruang pajang” dan “ruang testing” bagi beragam inovasi
Redhat.
Mungkin sedikit yang mengetahui bahwa Fedora
adalah basis bagi RHEL. Sebagai contoh, RHEL versi 6 menggunakan basis Fedora
12. Ini dilakukan sebagai perwujudan kesinambungan pengembangan Linux. Versi
Fedora yang dianggap stabil dan menerima respon positif kemudian ditetapkan
sebagai fondasi, lalu disusul dengan penyempurnaan di berbagai aspek. Jadi,
meskipun RHEL adalah produk komersial, keberadaannya tidak terlepas dari adanya
kontribusi komunitas Fedora.
9. Ubuntu
Why it’s hot?
Distro ini berhasil menampilkan “image” ramah
pengguna dan dukungan utility Synaptic (Software Center) yang memudahkan proses
update. Selain itu, tersedia seri (Long Term Service) yang menyediakan update
hingga 3 tahun. Rata-rata distro Linux memberikan update sampai dengan satu
setengah tahun.
Dengan dukungan dari perusahaan Canonical Inc. yang
didirikan oleh Mark shuttleworth, Ubuntu tidak hanya mendapat dukungan
komunitas tapi juga dukungan finansial dan developer yang digaji oleh
Canonical. Mark bisa disebut sebagai perintis distro Ubuntu. Ide dasarnya
adalah ingin membuat dan mengembangkan sistem “Linux untuk manusia”. Artinya,
suatu sistem Linux yang mudah digunakan oleh manusia, terlepas dari tingkat
kemampuan teknisnya. Ubuntu memiliki banyak varian, diantaranya Kubuntu
(menggunakan KDE), Xubuntu (menggunakan XFCE), Lubuntu (menggunakan LXDE), dan
seterusnya. Ubuntu juga memiliki banyak distro turunan, di antaranya Zentyal (distro
untuk server) dan Backtrack yang dikenal sebagai distro spesialis dalam bidang
hacking security.
Why it’s hot?
Ini dia jawara baru kita. Mint berhasil mengungguli
Ubuntu yang notabene adalah “orang tuanya” karena Mint dikembangkan berdasarkan
Ubuntu. Mint menyediakan aplikasi lengkap pada distronya, mulai dari paket
office, codec, hingga multimedia player. Jadi, saat menggunakannya di awal,
Anda tidak perlu terhubung ke Internet karena program yang dibutuhkan sudah
termuat di installer.
Mint juga memperkenalkan konsep Mint Debian
Edition. Dalam versi ini, yang dipakai sebagai basis adalah Debian Testing.
Keuntungannya? Update yang lebih cepat sehingga menyerupai model rolling
release. Karena berbasis Debian, Mint Debian tidak kompatibel dengan repository
Ubuntu. Kadang, ini membawa dampak positif karena banyak yang menilai kualitas
software di repository Debian lebih bagus dari repository Ubuntu. Banyak juga
yang menyebutkan bahwa Mint bisa menyalip Ubuntu karena Mint mempertahankan penggunaan
Gnome versi 2. Sebagian user Ubuntu kurang nyaman dengan interface Unity yang
dianggap berubah terlalu radikal. Ubuntu sendiri memiliki berbagai varian,
seperti Kubuntu yang berbasis KDE, tetapi Mint masih yang terpopuler.
Di luar 10 jawara di atas, masih ada beberapa
distro Linux yang patut diperhitungkan. Berikut ini dua distro diantaranya
(tidak berdasar urutan tertentu).
Slackware
Why it’s hot?
Selain stabil dan manajemen paketnya mudah, sang
pendiri dan pengembang distronya, Patrick Volkerding, sangat populer di
kalangan Linux. Begitu dominannya pengaruh Patrick, banyak penggunanya yang
beropini jika Patrick tidak lagi ada, Slackware pun tidak lagi sama dalam
berbagai aspeknya. Distro Slackware terkesan kurang user friendly. Ini terjadi
karena Slackware tidak memiliki tool konfigurasi khusus. User harus mengedit
sendiri file-file konfigurasi sehingga pengetahuan yang agak mendalam soal
UNIX atau Linux menjadi suatu keharusan. Ada suatu ungkapan “if you use Ubuntu,
you’ll learn Ubuntu. If you use Slackware, you’ll learn Linux”. Slackware
menjadi semacam simbol yang mewakili Linux yang sebenar-benarnya, setidaknya
bagi sebagian orang.
Gentoo
Why it’s hot?
Anda yang gemar men-tuning sistem mungkin akan
menyukai Gentoo yang aplikasinya di-install dengan meng-compile source (dipandu
sistem Portage). Anda dapat mengontrol berbagai fasilitas yang dibutuhkan,
bahkan dapat meng-compile ulang 100% sistem agar lebih berjalan optimal di
sistem Anda! Gentoo juga mengandalkan sistem konfigurasi manual oleh user.
Jadi, seperti juga Slackware, Anda dituntut untuk dapat memahami berbagai aspek
di Linux. Selain itu, Gentoo menganut konsep rolling release, sehingga sistem
Anda akan selalu ter-update terus menerus.(wiralodra)
Sumber: http://arhamvhy.blogspot.com/2012/04/10-distro-linux-paling-populer-saat-ini.html